JUM’AT TIBA….
18 Oktober 2024 adalah bertepatan hari Jum’at telah dikakukan shalat berjamaah di Masjid Darussalam Hertasing Kota Makassar. Mengapa Shalat Jum’at dilakukan berpindah-pindah? Bergesernya dari Masjid ke Masjid adalah hal yang baik dan adanya keinginan hadir dalam memenuhi kebersamaan. Kedatangan hari Jum’at pertanda adanya keberkahan dalam hidup dan terdapat banyak keistimewaan di dalamnya sekaligus menunjukkan bahwa diri sendiri masih sehat dengan kesyukuran nikmat sehat. Maka, sangatlah pantas bahwa hari Jumat adalah sayyidul ayyam atau penghulunya hari.
Bila tidak karena kemuliaan hari Jumat, tidak mungkin rasanya Allah mengabadikan momen-momen bersejarah di hari Jum’at. Sampai-sampai malaikat sendiri menyebut hari Jumat adalah hari bonus besar-besaran, oleh karena di hari Jum’atlah Allah SWT membuka sekian banyak pintu kasih sayang, karunia, dan berbagai macam kebaikan-Nya. Termasuk kasih sayang diberikan kepada Hawa dengan berjumpa di hari Jumat setelah lama terpisah sejak diturunkan ke dunia. Peristiwa tersebut adalah peristiwa sangat mulia yang terjadi pada hari Jum’at. Hari terbaik di mana matahari terbit di hari itu adalah hari Jumat, pada hari itulah Nabi Adam as diciptakan, hari itu ia dimasukkan ke surga dan dikeluarkan dari sana, dan hari Jumat adalah hari tibanya kiamat” (HR Ahmad). Salam Jum’at akan datang dengan penuh keberkahan di dalamnya.
Hari Jum’at mengandung pesan bahwa dalam sepekan minimal sekali berkumpul dan bersatu di masjid melaksanakan shalat Jum’at secara berjamaah. Dengan itu, ada nasehat dan pesan-pesan di dalamnya. Ada edukasi ketaatan atau kesediaan dan kesadaran bahkan keikhlasan penuh dalam memenuhi panggilan Allah Maha Kuasa. Maka urusan keduniaan ditinggalkan sejenak sesuai perintah Allah SWT. Yang ditinggalkan itu termasuk kecintaan terhadap harta benda yang berlebihan. “Dan sesungguhnya cintanya kepada harta benar-benar berlebihan.” (QS al-‘Adiyat [100]: 8). “Dan kamu mencintai harta dengan kecintaan yang berlebihan.” (QS al-Fajr [89]: 20). Itulah sehigga Jum’atan ada edukasi yang mendalam yaitu pentingnya keluar dari zona nyaman menuju zona nyaman kejiwaan dengan kesadaran akan kelemahan terhadap diri sendiri. Maka dari situlah bisa diperoleh New Energy dan spiritual recharging dalam memiliki etos dan prestasi karya yang cemerlang.
